Thursday, February 18, 2010
Kaulah Kekasih Allah
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzab: 21)
Ketika Allah SWT mengutus Rasul-Nya -saw-, maka bersatu suku-suku yang berpecah belah, lenyap permusuhan antara kabilah dan kelompok serta suku, dan ditetapkan batasan-batasan dan hukum-hukum dalam berperang, meletakkan dasar-dasar moral, menyempurnakan nilai-nilai kemuliaannya, sehingga terbentuk darinya umat yang dibangun oleh dasar-dasar kebebasan, menegakkan kebenaran dan keadilan antara sesama manusia, tanpa perbedaan warna, gender atau kelas dan tingkatan. Dan tidak akan tegak suatu umat kecuali kerana kebaikan yang dilakukan pada masa awal dan akhirnya, sebagaimana tidak akan berdiri suatu umat kecuali dengan meneladani Rasulullah saw.
Oleh kerana itu, umat Islam harus mempelajari sirah sehingga mereka dapat menerapkan nilai-nilainya dan pelajarannya dalam diri mereka dan membuat mereka menjadi panutan bagi manusia dalam ke istiqamahan dan kebaikan sejarah hidup mereka, lurus jalan hidupnya melalui dakwah mereka dalam melakukan reformasi. Sehingga itu semua, Nabi saw kembali menjadi cahaya yang terang benderang dan mengusir gelapnya kehidupan mereka, serta memberikan hawa sejuk dan kehangatan ke dalam hati, pikiran dan perilaku. Sebagaimana masyarakat Islam dapat kembali integritinya, istiqamahnya dan keteladanannya serta kembali mampu berada di garis terdepan dalam kepemimpinan di seluruh bangsa di dunia, firman Allah: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman”. (Ali Imran:110)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment